BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Dua Petani Tewas Tertimbun Longsor saat Perbaiki Jembatan di Baturiti

(Foto/Ist)
banner 120x600

TABANAN – Tiga orang petani bernama Wayan Dampuk (60), I Ketut Sudana alias Pak Aris (50) dan I Wayan Budi (50) tengah bernasib naas. Ketiganya tertimbun material berupa tanah dan bebatuan di lokasi proyek jembatan Pura Dayang yang berlokasi di Banjar Puseh, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
“Wayan Dampuk yang merupakan Kelian Subak Banjar Puseh, selamat dan hanya mengalami luka ringan. Ketut Sudana alias Pak Aris meninggal di rumah sakit, sedangkan I Wayan Budi sedang dalam proses penanganan karena masih tertimbun longsor,” kata petugas di lapangan, Senin (7/5/2019).
Informasi diperoleh, Peristiwa naas bermula ketika warga Subak Palian Banjar Puseh melakukan kerja bakti berupa mengurug menggunakan tanah untuk mendatarkan jembatan dengan jalan kaki, Selasa (7/5/2019) sekitar pukul 07.30 Wita.
Saat warga sedang bekerja, tiba-tiba badan jembatan jebol dan menggerus ketiga korban. Krama subak dan masyarakat yang melihat kejadian tersebut mencoba mengevakuasi korban dan akhirnya berhasil mengevakuasi Sudana.
“Namun sayang nyawa Sudana tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit Semara Ratih, Luwus,” jelas sumber.
Selain masyarakat, pihak kepolisian dari Polsek Baturiti, TRC BPBD Tabanan, dan jajaran Muspika Baturiti pun langsung turun ke lokasi untuk membantu evakuasi. Setelah hampir lima jam, tubuh I Wayan Budi berhasil diangkat dari timbunan tanah dan bebatuan namun sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Dugaan awal, jembatan yang roboh lantaran sudah rapuh karena dibuat sekitar tahun 1980 pada saat Karya Bakti AMD (ABRI Masuk Desa). Kemudian, besi yang dipakai membuat jembatan sepanjang 6,30 meter dengan lebar sekitar 3 meter ini sangat kecil yaitu sekitar ukuran 10 tes dan minim dengan jarak sekira 10 cm.
“Beton jembatan sangat tipis dengan ketebatalan sekitar 5 cm. Beban tanah urug terlalu berat dengan ketebalan sekira 50 cm. Kemungkinan hal itu yang menjadi penyebab jebol,” kata sumber di lapangan. (awd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *