BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Gandeng STP Nusa Dua, Desa Tibubeneng Gelar “Tibubeneng Village Tourism”

Foto - "Tibubeneng Village Tourism"
banner 120x600

BADUNG – BumDes Gentha Persada, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung bekerjasama dengan STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Nusa Dua Bali menggelar Seminar dan Sosialisasi Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Desa Tibubeneng “Tibubeneng Village Tourism” di GOR Segara Perancak, Desa Tibubeneng, Sabtu (17/11/2018).

Acara ini dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Badung yang diwakili Sekretaris Dinas Pariwisata Badung, Ketua PHRI Badung yang juga Ketua BPPD Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, Camat Kuta Utara, sejumlah anggota DPRD Badung, tokoh masyarakat, pelaku usaha pariwisata di Desa Tibubeneng serta kelompok relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) yang mendampingi pengembangan IT di Desa Tibubeneng.

Perbekel Desa Tibubeneng I Made Kamajaya mengatakan acara ini dalam rangka optimalisasi upaya memajukan pariwisata desa dengan mengembangkan model pengembangan pariwisata berkelanjutan. Sebab Desa Tibubeneng mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat cepat terutama di sektor pariwisata.

Misalnya dengan cepatnya perkembangan akomodasi pariwisata seperti hotel, villa, guest house, dan restoran. Wisatawan juga tidak asing dengan Tibubeneng. Walaupun masih melekat benak desa ini dianggap sebagai Desa Canggu.

“Tapi itu bukan masalah prinsip yang penting masyarakat hidup sejahtera, harmonis dan damai serta tercipta pariwisata berkelanjutan. Ini mesti kita jaga dan rawat berama,” ajak Kamajaya didampingi Ketua BumDes Gentha Persada, Desa Tibubeneng, I Made Dwijantara.

Di Desa Tibubeneng hampir ada rata-rata 1.500 kunjungan wisatawan tiap hari. Namun harus ada upaya meningkatkan jumlah kunjungan ini sejalan dengan upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan.
“Kenapa wisatawan datang? Karena kita masih punya ruang terbuka hijau, dan nyaman. Masyarakat masih ramah. Seni dan budaya masih terjaga lestari,” ujarnya.
Termasuk ada berbagai tantangan yang harus dihadapi. Misalnya dari segi keamanan, Desa Tibubeneng belum punya konsep yang memadai. Lalu masalah banjir yang kerap datang di musim hujan jadi ancaman bagi sektor pariwisata.
Begitu juga soal penataan lingkungan dimana masih ada pedagang yang berjualan di trotoar. Belum lagi soal pembangunan yang tidak terkontrol yang akan mempengaruhi kenyamanan pariwisata.
Kalau perubahan cepat ini tidak ditangani dengan pola yang terukur, kata Kamajaya, akan jadi ancaman bagi generasi ke depan. Apalagi sebanyak 85 persen masyarakat Desa Tibubeneng bergerak di sektor pariwisata. Kalau pariwisata rusak maka masyarakat akan kehilangan lapangan pekerjaan .
“Jadi kita harus ada langkah konkret menjadikan Desa Tibubeneng sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan,” pungkas Kamajaya.

Ketua Prodi Manajemen Kepariwisataan STP Nusa Dua Bali Ni Made Tirtawati mengatakan pihaknya menjadikan Desa Tibubeneng sebagai desa pendampingan karena sektor pariwisata di desa ini menjadi sektor unggulan utama dan perkembangannya sangat masif. Namun di satu sisi Desa Tibubeneng belum punya badan pengelola yang mengelola potensi kapariwisataan desa ini sebagai destinasi unggulan.

Selain itu belum terbentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai wadah para pelaku kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta berperan sebagai penggerak untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di wilayah desa. Padahal pariwisata Tibubeneng sudah berkembang dengan pesat dan cepat.

“Jadi STP Nusa Dua akan mendampingi pembentukan tata kelola pariwisata berkelanjutan dan berbasis masyarakat di Desa Tibubeneng,” tegas Tirtawati.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *