BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Kadek Dwi Yustiawati – Beri Ruang Perempuan Klungkung Dalam Mengisi Pembangunan

Foto - Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati,S.E. (Ist)
banner 120x600

KLUNGKUNG – Pembangunan Klungkung saat ini harus melibatkan seluruh komponen masyarakat, tidak terkecuali peran perempuan harus bisa lebih ditingkatkan di masa mendatang karena potensinya yang besar di berbagai bidang. Begitu diungkapkan tokoh masyarakat yang juga caleg DPRD Provinsi Bali Dapil Klungkung nomor urut 3 dari PDI Perjuangan Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati,S.E., di Klungkung, Jum’at (7/12/2018).

“Seharusnya upaya pemberdayaan perempuan di Klungkung menjadi prioritas. Perempuan harus diberikan hak yang sama sehingga tidak terjadi lagi tumpang tindih dalam persamaan gender baik di bidang politik, adat, budaya, agama, pendidikan dan semestinya upaya pemberdayaan perempuan di Klungkung menjadi prioritas,” ujar Dwi Yustiawati.

Menurut wanita yang juga aktif di Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali ini, kontribusi perempuan tidak kalah dengan laki-laki. Banyak perempuan yang sukses dan mandiri. Dengan bekerja sesuai skill di bidangnya, perempuan bisa mandiri dan ikut serta dalam mendukung perekonomian di keluarganya. Bahkan di bidang ekonomi, perempuan sangat besar potensinya.

“Coba lihat di usaha kuliner dan kerajinan boleh dibilang banyak dilakoni kaum perempuan dan mereka sukses,” sebutnya.

Cuma diakui memang masih tidak sedikit kaum perempuan yang belum bisa berkontribusi bagi ekonomi keluarganya karena terbentur modal, mengurus rumah tangga dan ada juga yang masih malu-malu.

“Saya yakin ke depan dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang terus meningkat, dan sudah tentu harus pula didukung pemerintah, wakil rakyat (perempuan) maka perannya akan semakin besar,” jelas Dwi Yustiawati.

Terkait kemandirian perempuan dalam menentukan pilihan politiknya, tokoh perempuan asal Nusa Penida ini mengatakan perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Jadi sudah semestinya perempuan ikut berperan aktif dalam menentukan arah politik, khususnya di wilayahnya masing-masing tanpa ada diskriminasi dari pihak manapun. Sehingga pembangunan di wilayahnya bisa berjalan seimbang dalam artian peran wanita juga dilibatkan dan diberdayakan. Tidak boleh ada anggapan kalau perempuan itu lemah dan dianggap tidak mampu.

“Saya kira ini saatnya perempuan bangkit dan menunjukan eksistensinya melalui keterwakilan mereka di dewan atau eksekutif,” tambah tokoh perempuan yang bersama suaminya Ketut Leo dikenal sebagai sosok yang dermawan dan sejak lama membantu pembangunan banyak pura khususnya di kawasan Nusa Penida.

Sebab saat ini boleh dibilang porsi dan posisi perempuan di lembaga baik itu eksekutif, legislatif maupun bidang lainnya masih sedikit. Di legislatif saja tak sampai 20 persen, meski UU memberi peluang kuota perempuan minimal 20 persen. Namun yang lolos cuma segelintir. Padahal jumlah pemilih perempuan lebih besar dari laki-laki.

Melihat fakta yang terjadi itu, ke depan harus ada tekad perempuan untuk terjun lebih luas di berbagai sektor, bukan hanya sebagai pekerja biasa tapi bisa menentukan arah dan kebijakan untuk semakin mengangkat derajat dan kemandirian kaum perempuan.

“Memang ini bukan perjuangan yang ringan. Tapi saya yakin dengan tekad, semangat dan kerja keras, perempuan dengan kekuatannya yang besar bisa berbuat lebih untuk kaumnya, daerah dan bangsanya,” tegas perempuan yang juga pengusaha properti ini.
Ia juga mengajak di momen Pileg 2019 nanti, perempuan berani memilih caleg yang nantinya bisa memperjuangkan kepentingan mereka.

“Sudah saatnya perempuan memilih sesama kaumnya demi memperjuangkan dan mengakomodir segala kepentingan kaum perempuan yang harus di perjuangkan di kursi legislatif,” tegasnya. (Lmc/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *