BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Made Satria – Budidaya Rumput Laut Pendukung Pariwisata Nusa Penida

Foto - Made Satria, S.H. (Ist)
banner 120x600

KLUNGKUNG – Budi daya rumput laut di Nusa Penida sebelumnya mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi petani rumput laut di kawasan ini sebagai pendukung pariwisata di wilayah tersebut. Misalnya setiap air laut surut di hari purnama -tilem petani bisa panen.

Walau rumput laut di kawasan pesisir Nusa Penida masih bisa hidup normal dan tetap layak untuk dibudidayakan, nyatanya budidaya rumput laut perlahan berkurang bahkan hampir punah. Banyak petani rumput laut yang beralih profesi ke sektor pariwisata.

Menurut tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., yang juga caleg DPRD Klungkung dapil Nusa Penida nomor urut 1 dari PDI Perjuangan, Pemerintah Kabupaten Klungkung tentu tidak bisa memaksakan masyarakat untuk kembali membudidayakan rumput laut. Walau memang prospeknya dirasakan masih cukup tinggi.

“Kalau memang rumput laut sudah tidak bisa dibudidayakan lagi khususnya di wilayah pesisir dari Desa Batununggul ke Barat sampai Desa Toya Pakeh, maka Pamkab Klungkung mesti mulai segera menata wilayah pesisir ini dengan sebaik-baiknya,” kata Made Satria, Selasa (29/1/2019).
Dengan penataan kawasan pesisir Nusa Penida ini diharapkan tidak ada lagi pemandangan semrawut , kotor, dan amburadul. Sebab wilayah Nusa Penida yang ada pasir putihnya itu ada di pesisir pantai utara.

“Jadi kami dukung jika kawasan pesisir ini ditata untuk kegiatan wisata bahari dimana ada atraksi wisata atau water sport,” kata Made Satria.

Namun Made Satria mengingatkan dalam penataannya harus memperhatikan zona-zona kawasan suci dan sakral yang ada di seputar kawasan Nusa Penida ini.
“Jadi kawasan suci harus tetap steril dari investasi pariwisata, tetap terpelihara kesucian dan kesakralannya sehingga taksunya tetap terjaga,” tegasnya.
Berdayakan Petani yang Masih Bertahan Sementara di wilayah pesisir bagian timur seperti di Desa Suana yang budidaya rumput lautnya masih terpelihara baik masih bagus pertumbuhannya, kata Made Satria, mesti tetap dipertahankan, dibina dan dikembangkan.

“Petani rumput laut yang tersisa harus diberdayakan dan dibantu oleh pemerintah dan pihak terkait lainnya,” harap Made Satria.

Apalagi, imbuh Made Satria, berbudidaya rumput laut tidak memerlukan keahlian khusus. Semua orang bisa melakukannya. Sebab itulah rumput laut cukup memberikan dampak yang sangat besar dalam meningkatkan penghasilan para petani terutama masyarakat pesisir utara Nusa Penida sebelumnya.
Namun semenjak pariwisata mulai berkembang di Nusa Penida, khususnya di daerah pesisir Desa Toya Pakeh, Desa Ped , Desa Kutampi Kaler, dan Desa Batununggul, pertumbuhan rumput laut tidak bagus dan busuk. Sehingga budidaya rumput laut tidak bisa lagi dilakukan.
“Hanya di daerah pesisir bagian timur Desa Suana yaitu di Dusun Semaya masih ada sedikit budidaya rumput laut,” ungkap Made Satria.

Penyebab kurang bagus dan busuknya pertumbuhan rumput laut di daerah pesisir dari Desa Batununggul ke barat tersebut masyarakat masih belum diketahui secara pasti. Apakah itu karena ada pencemaran air laut atau faktor lainnya Ini perlu kajian lebih lanjut secara ilmiah.

“Namun berkembangnya pariwisata hal ini juga menjadi peluang pilihan bagi masyarakat Nusa Penida untuk mencari rejeki baru menggantikan rumput laut yang telah punah beberapa tahun terakhir ini,” tandas Made Satria.

Seperti diberitakan sebelumnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, menegaskan hasil kajian Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung membuktikan bahwa rumput laut di Nusa Penida masih hidup normal dan layak untuk dibudidayakan, perairan Nusa Penida selama kajian berada dalam kondisi tidak cemar.

Penurunan produksi rumput laut disebabkan karena masyarakat cenderung beralih kerja ke bidang kepariwisataan yang belakangan ini berkembang pesat di Nusa Penida.

Bupati sudah menugaskan perbekel bersama dinas terkait mendata dengan serius, berapa kelompok masyarakat yang serius kembali ke budidaya rumput laut. Kalau tidak ada yang mau, sekalian areal tersebut digunakan atraksi wisata/water sport. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *