BREAKING NEWS
PT. TERAS MEDIA SEJAHTERA (terasbalinews.com). AHU-0012026.AH.01.01.TAHUN 2023.
Aku Lapor Pajak

Rembuk Nasional Peringati Satu Tahun Deklarasi Nusa Dua

banner 120x600

DENPASAR – Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia berkumpul di Bali menggelar Rembuk Nasional Peringatan Setahun dan Tindak Lanjut Deklarasi Nusa Dua, bertempat di Hotel Inna Grand Bali Beach, Denpasar, Rabu (26/9/2018).

Rembuk Nasional selama dua hari (26-27) September 2018 ini dibuka oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII Bali-Nusra, Prof. Drs. I Nengah Dasi Astawa, M.Si., dengan keynote speech Kapolda Bali, Irjen. Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M.2017.
Pertemuan tersebut sangat fenomenal lantaran baru pertama kali digelar dalam sejarah dan berhasil mengumpulkan 3.500 pimpinan PT seluruh Indonesia dan dihadiri oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo.
Puncak dari acara tersebut adalah pembacaan Deklarasi Nusa Dua yang intinya berisi penegasan komitmen para pimpinan PT se-Indonesia untuk terus mempertahankan Empat Konsensus Kebangsaan (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945) dan penyatuan tekad melawan radikalisme dan intoleransi,” ucapnya.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII Bali-Nusra, Prof. Drs. I Nengah Dasi Astawa mengatakan, pihaknya memberikan yang terbaik bagi para pimpinan PT, mengingat bahaya radikalisme dan intoleransi mempunyai kerumitan menyendiri.
“Pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendiri, civitas akademika dan sivitas akademis harus berpikir keras untuk bisa turut menangkal ideologi radikal, dan memberikan penekanan kepada masyarakat bahwa ideologi Pancasila sangat penting. Selama dua hari ini, bapak Ibu bisa bertukar pikiran, dan mohon juga ini dijadikan bahan masukan untuk kami kedepan,” ucapnya.

Sementara, Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, menerangkan, pelaku radikalisme tidak berasal dari satu keyakinan tertentu, namun terdapat di semua keyakinan.

“Aksi radikalisme tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara-negara lain. Mereka umumnya melakukan serangan teror di obyek-obyek vital, membuat berbagai aksi kekerasan sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat luas,” kata Kapolda. (agw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *