DENPASAR – Konsulat-Jenderal Australia di Bali mendukung Yayasan Isana Dewata, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh keluarga korban bom Bali tahun 2002 dan 2005, untuk mengadakan seminar yang berkaitan dengan pemahaman dan melawan dampak terorisme Jum’at (5/10/2018) di Grand Inna Kuta, Bali.
Seminar ini diadakan sebagai bagian dari peringatan 16 tahun bom Bali 2002 dan akan diikuti dengan upacara peringatan yang akan berlangsung di Monumen Kemanusiaan Bali di Kuta pada sore tanggal 12 Oktober 2018.
Thiolina F. Marpaung, Ketua IDF mengatakan seminar ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan hak-hak para korban terorisme dan upaya-upaya untuk melawan radikalisasi dengan menyatukan aparat pemegang keputusan, termasuk dari kabupaten-kabupaten, untuk mengadakan diskusi interaktif tentang biaya jangka panjang terorisme dan mempromosikan toleransi dan perdamaian.
Konsul-Jenderal Australia di Bali, Dr Helena Studdert, membuka seminar dan menjadi salah satu pembicara utama menyampaikan, para pemimpin Australia dan Indonesia telah berkomitmen untuk bekerja sama.
“Komitmen kami mencegah kekerasan teroris dengan mempertahankan masyarakat yang kuat, kohesif dan toleran dan untuk tujuan ini kita mendukung masyarakat sipil untuk mendorong komunitas yang tangguh dan bekerjasama dengan pemerintah untuk mengembangkan kerangka kebijakan yang kuat,” katanya.
Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 150 orang, termasuk perwakilan dari Pemerintah Provinsi Bali, kabupaten, asosiasi pariwisata di Bali, keluarga dan korban bom Bali serta beberapa LSM, termasuk Bali Peace Park Association Australia, yang diwakili oleh presiden asosiasi, Glen Svilicich.(Rls/red)